Cari Blog Ini

Jumat, 09 Desember 2011

Proyek Tol Cisumdawu Minim Sosialisasi

Jumat, 09 Desember 2011 Proyek Tol Cisumdawu Minim Sosialisasi JATINANGOR,(GM)- Sejumlah kalangan menilai proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) minim sosialisasi. Banyak warga Jatinangor hingga saat ini belum mengetahui kelanjutan proyek tersebut. Sementara di Tanjungsari, meski sempat dilakukan sosialisasi, namun berkas kepemilikan lahan yang akan terkena proyek tersebut masih dalam proses. Sebanyak 53 berkas kepemilikan tanah yang akan terkena pembebasan lahan di Desa Margaluyu, Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang, hingga Kamis (8/12) masih dalam proses. Pemberkasan akan diselesaikan pihak staf pemberkasan bantuan teknik pembebasan lahan dengan masyarakat pemilik. "Karena masih ada kendala dalam pemberkasan, kepemilikan lahan sebanyak itu belum bisa dilepaskan. Di Desa Margaluyu, sekitar 15,8 hektare yang akan terkena pembebasan lahan untuk pembangunan Tol Cisumdawu. Sisanya sebanyak 43 berkas sudah selesai dan sudah siap dilepaskan," kata staf pemberkasan Bantuan Teknis Pembebasan Lahan Tol Cisumdawu, Ovi kepada wartawan di sela-sela pemberkasan tanah dengan para pemilik lahan di Desa Margaluyu, Kamis (8/12). Ovi mengatakan, karena masih dalam proses pemberkasan, pembayarannya pun belum dilakukan. Ia mengatakan, pemerintah atau panitia pembebasan lahan bukan berarti menghambat pembayaran, karena persoalannya dalam pemberkasan tanah masih ada kendala dan masalah di lapangan. Misalnya, yang masih kendala dalam perberkasan itu dalam hal kepemilikan surat letter C. "Kita yang memproses pemberkasan harus betul-betul dalam pengurusannya. Jangan sampai ada gugatan di kemudian hari setelah tanah itu dibebaskan. Sebenarnya, kita tidak mempersulit dalam pemberkasan. Namun kita harus yakin betul, tanah yang dibeli Bina Marga itu langsung dari pemiliknya. Kalaupun tanah itu sudah turun ke ahli waris dan dijual kepada pihak lain, harus ada bukti-buktinya. Hal itu untuk meyakinkan kepemilikan tanah yang akan dilepas," kata Ovi. Ia mengatakan, kepemilikan lahan yang masih ada kendala dalam pemberkasan itu, karena harus melewati pemeriksaan di tingkat Badan Pertanahanan Nasional (BPN). Karena BPN adalah bagian dari tim atau satgas dalam pemberkasan tanah. (B.105)**

Sabtu, 26 November 2011

Lahan Pertanian di Jawa KIan Menyusut


BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan lahan produksi padi di Indonesia terus mengalami penurunan. Penurunan lahan padi di Jawa saja mencapai 27 ribu hektar per tahunnya

Direktur statistik tanaman pangan hortikultural dan palawija BPS Ardief achmad mengatakan dengan terus berkurangnya lahan produksi menjadi salah satu faktor menurunnya hasil produksi padi.
Dari Okezone.com
"Ini sebenarnya harus menjadi perhatian pemerintah, di Jawa saja sekitar 27ribu hektar lahan hilang pertahunnya," jelas Ardief dalam acara Workshop Wartawan 2011 di Bandung, Sabtu (26/11/2011)

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk mengatasi permasalahan ini memang bukan pekerjaan gampang, namun walaupun demikian dia mengatakan Indonesia harus tetap swasembada pangan karena Indonesia tidak bisa terus bergantung dengan impor.

"Pencetakan lahan sawah baru ini tidak mudah. Tapi kita harus swasembada pangan, lihat saja Thailand sekarang banjir" pungkasnya.

Sebagaimana diketahui produksi padi Indonesia pada tahun 2011 diramal BPS akan berkurang sekitar 1,08 juta ton. Dan hal ini disebabkan terus berkurangnya lahan dan faktor cuaca pada tahun 2011.

"Angka ramalan III (ARAM) BPS, produksi padi pada tahun 2011 akan berkurang sekitar 1,08 juta ton," ucap Ardief. (nia) (rhs)

Kamis, 24 November 2011

Orang Indonesia Suka Makan Tempe, Tapi Tidak Suka Menanam Kedelai

Sebagian masyarakat Indonesia suka makan tempe, tetapi hampir sebagian besar petani di negeri ini tidak mau menanam kedelai. Alasan mereka, harga jual kedelai tidak pernah memberi keuntungan yang signifikan, bahkan terkadang harga di pasaran terpuruk.

Petani Indonesia cenderung memilih menanam tanaman pertanian lainnya yang lebih menguntungkan, seperti beras dan tembakau.

Inilah orang Indonesia, menyukai sesuatu, tapi tidak mau menanamnya.

Sehingga menjadi kesempatan bagi orang asing untuk dapat menjual kedelai dengan "Harga Yang Pantas"

Yah... semoga kedepan Banyak Petani Yang Menanam Kedelai dan Menjadi Kaya Raya...

Sabtu, 19 November 2011

Hebohnya Pendukung Thailand

Liputan6.com, Palembang: Kawasan kompleks olahraga Jakabaring Sport City (JSC) Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, selama SEA Games XXVI berlangsung penuh dengan para suporter. Dan dominasinya tentu saja dari Indonesia. Tapi bukan berarti tak ada suporter lain.

Contohnya seperti yang dilakukan tiga warga Thailand di sebuah venue. Ketiga terus mendukung atlet-atlet mereka dengan kostum dan aksi-aksi lucu. Hal itu dilakoni Samarat Khunsawat, Parinya Weerawong, dan Sompong Katheew. Keduanya rela datang jauh-jauh dari negeri Gajah Putih menuju Palembang.

Tabuhan klongcheer, genderak sorak asal Thailand meramaikan suasana. Tak henti-henti mereka bergoyang dan bernyanyi untuk memberikan semangat. Tak hanya untuk Thailand, tapi juga untuk tuan rumah Indonesia.

Kecintaan mereka terhadap negara juga membuat mereka telah melanglang buana ke negara-negara yang menyelenggarakan event-event olahraga besar. Seperti salah satunya SEA Games di Indonesia ini.

Ulah Samarat dan kawan-kawan tak jarang membuat supporter Indonesia yang sedang harap-harap cemas menantikan kemenangan, ikut terhibur.(AIS)

Fenomena Daerah Transisi

Ketika kita mula dekat dengan sesuatu hal yang kita sukai. Tetapi masa itu harus terhenti, karena sebuah masa yang transisi.

Perubahan kondisi Lingkungan dan Perubahan Kondisi Sosial kadang membawa kita larut didalamnya untuk terus tergerus arus yang tidak jelas, dan tinggal menunggu waktu kapan kita akan tenggelam. Harusnya kita dapat memberikan warna yang terang dan jelas pada lingkungan ini, apa boleh buat, percepatan lingkungan berbading miris dengan percepatan kedewasaan masyarakatnya.

Banyak Nilai Luhur Kemanusiaan yang mulai pudar dan akan sepertinya akan ditinggalkan. Semua harus bernilai materi, uang dan uang... Tidak ada yang gratis katanya....

Tapi disisi lain dan di lain waktu mereka menanyakan, mana gratisannya?

Individualistis semakin jelas dan nyata. Mari kita mulai berintrospeksi diri, dengan apa yang terjadi pada diri sendiri dan Lingkungan kita... Selamat Bermuhasabah......

Jumat, 18 November 2011

Kekerasan di Masyarakat

faktor apakah yang mendorong timbulnya kekerasan di masyarakat?
Secara sederhana, kekerasan antara dua atau lebih pihak disebabkan oleh kepentingan bersama (common interets) dari pihak berkepentingan yang tidak terakomodasi.
Kekerasan (violence) tumbuh karena tingkat ekspektasi tidak sejalan dengan realitas yang dialami. Karena frustrasi dan deprivasi di masyarakat serta tidak ditemukan saluran formalnya, maka bentrokan terjadi. Kesenjangan ekonomi dan hak politik ikut mendorong massa yang telah mengklaim sebuah ideologi-agama atau politik-sebagai miliknya yang benar, lalu bertindak anarkis.

Para teoretisi faham kontemporer semisal Kaplan dan Lasswell menjustifikasi adanya korelasi antara harapan massa, tingkat kesadaran nilai, dan instabilitas politik sebagai dominat factors munculnya kekerasan. Kekerasan dapat mengambil bentuk struktural dan personal. Kekerasan struktural bersifat statis tidak kelihatan dan terkesan stabil. Sebaliknya, kekerasan personal bersifat dinamis, terjadi fluktuasi yang berakibat terjadinya perubahan. Kekerasan personal akan menjadi perhatian publik di masyarakat yang statis, sedangkan kekerasan struktural dianggap wajar. Paradoks dengan itu, dalam masyarakat dinamis, kekerasan struktural akan lebih mudah dipantau dan kekerasan personal dianggap membahayakan.

Setiap kali terjadi tindakan kekerasan, pihak yang selalu disalahkan adalah pelaku, dan tidak lazim pemerintah mengafirmasi, kekerasan itu sebagai tanggung jawab, atau bagian dari kelemahan sistem politik, ketidakberdayaan SDM dan ekonomi mayoritas masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam setiap kekerasan (termasuk saat kampanye) adalah menganalisis tingkat kemakmuran dan keterampilan masyarakat.

Rendahnya mutu kehidupan dan tingkat pendidikan berdampak pada persepsi mereka tentang kehidupan berpolitik, atau proses pembangunan demokrasi, apalagi dalam masa transisi sekarang.
Tali-temali antara kedewasaan berpolitik dan respons terhadap aktivitas kampanye menjadi destruktif, saat budaya KKN merajalela, tingkat pengangguran kian tinggi, pencalonan politisi busuk, penggunaan ijazah palsu oleh para caleg, dan kepercayaan kepada politisi mencapai titik nadir.

Faktor-faktor ini di negara berkembang sering dipandang sepele karena massa pendukung dapat "dibeli" dengan janji dan uang. Karena politisi membutuhkan pendukung dan massa tidak memiliki pilihan (hidup), maka mode of bargaining serupa gampang diperjualbelikan. Praktik money politic mengindikasikan lemahnya sistem politik yang berlalu, rendahnya pemahaman berpolitik juga bukti kelemahan negara, akibatnya massa mudah terpicu melakukan tindak anarkis meski oleh isu lokal sekalipun.

Inilah yang terjadi di negara kita sekarang, dan pertanyaan besarnya adalah : " apakah kita termasuk kedalam salahsatu diantaranya?"

mari kita merenung dengan apa yang telah kita lakukan????

Selasa, 15 November 2011

Fenomena Suporter Bayaran di Arena SEA Games

dari Okezone.com ( sea games )
PALEMBANG - Pertandingan di tiap venue dalam Kompleks Jakabaring Sport City selalu diramaikan suporter tiap negara peserta. Ironi nya, suporter tersebut asli Indonesia yang berasal dari siswa beberapa sekolah di Palembang yang dikoordinir untuk mendukung negara peserta SEA Games.

Kehadiran suporter lokal tampil kompak memakai kaos putih dengan gambar bendera negara yang didukungnya. Pengamatan okezone di lapangan, para pelajar ini seperti ada yang mengarahkan dan dikoordinir guru mereka masing-masing.

Salah satu pelajar yang ditemui mengaku mereka datang dan mendukung negara lain karena disuruh guru pembimbing mereka di sekolah. "Kami disuruh pak guru memakai kaos Malaysia dan mendukung saat mereka bertanding," ujar salah satu siswi SMP di Palembang kepada okezone.

Rata-rata pelajar ini tidak bisa menolak perintah guru mereka untuk ikut menyemarakan SEA Games walau harus mendukung negara lain. "Takut dimarahi kalau menolak ikut kak, kami ikut salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, angggotanya disuruh ikut semua," jelasnya.

Mereka mengaku dibayar Rp20 ribu per hari dan diberi kaos serta disediakan fasilitas transportasi dan konsumsi selama mengikuti kegiatan ini.

Kehadiran suporter lokal mendukung tim lawan mulai menuai keluhan dari atlet dan penonton Indonesia yang sedang bertanding. Pada saat pertandingan senam di GOR Ranau, saat tim senam putri Indonesia bertanding, nyaris tidak ada terdengar suara dan tepuk tangan yang mendukung.

Para pendukung Myanmar yang kebanyakan pelajar dan mengaku berasal dari salah satu SMA Negeri di Palembang tersebut berteriak dengan kompak mendukung lawan tim senam Myanmar saat sang koordinator memberi perintah.

Pada partai penyisihan Sepak Takraw, hal serupa juga terjadi, dukungan itu memicu keluhan Syamsul hadi kapten tim sepak takraw putra Indonesia. Syamsul merasa seperti bermain di negeri orang. Para suporter itu memberi dukungan dengan sangat bersemangat kepada tim lawan Indonesia.

“Kami sangat menyayangkan kenapa mereka mau menggadaikan harga diri bangsa hanya karena diberi baju dan atribut negara lain," ujar Syamsul.

Tanzil Zulkarnain, salah satu penonton yang melihat ulah tersebut hanya bisa menggelengkan kepala dan merasa heran. "Kalau yang bertanding Thailand lawan Laos, silahkan mereka dukung yang mana saja, tapi kalau Indonesia yang sedang bertanding, harus dukung Indonesia jangan negara lain," cetusnya.
(fit)

Senin, 14 November 2011

Fenomena Sea Games 26

SEA Games merupakan pesta olahraga akbar yang diselenggarakan di Negara-negara di Asia Tenggara yang diadakan setiap dua tahun sekali. Negara-negara di Asia Tenggara bersaing untuk memperebutkan medali emas di setiap cabang olahraga yang digelutinya. Kebanggaan saat ini yang kita rasakan bersama bahwa SEA Games XXVI pada tahun 2011 ini diselenggarakan di Indonesia, yang meliputi Jakarta dan Palembang. Ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan untuk Indonesia karena tahun ini bisa menjadi tuan rumah dari setiap pertandingan yang diadakan. Kebanggaan yang kita rasakan disini yaitu fasilitas sarana olahraga yang kita miliki dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Negara-negara tetangga walaupun persiapan nya sedikit kurang.




Negara yang ikut serta dalam SEA Games XXVI ini terdiri dari 11 Negara yaitu Negara Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, kamboja, Myanmar, Laos dan Timor Leste. Pesta pembukaan yang megah dan meriah telah di lakukan di kota Palembang dengan konsep-konsep yang sangat memukau. Negara-negara yang ikut serta ini semuanya memiliki kualitas yang baik dan memiliki kans untuk memperebutkan medali emas.Saya selaku penulis mengucapkan selamat bertanding untuk para atlet yang akan bertanding di SEA Games tahun 2011 ini, tetap junjung tinggi sportifitas.

Sabtu, 12 November 2011

Upaya Peningkatan Keamanan Pangan Lokal

Jelas bahwa industri pangan lokal; dengan selalu mengunggulkan kekhasan dan etnisitasnya yang tinggi; perlu selalu meningkatkan pemastian keamanan pangannya.

Industri pangan lokal perlu secara sadar dapat mengembangkan praktek-praktek yang baik dalam penangangan dan pengolahan pangan dan menanamkan praktek tersebut pada semua staf dan pegawainya sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan, atau bahkan menjadi budaya kerja karyawan.

Berikut adalah 6 (enam) hal teknis penting yang perlu dilakukan oleh industry pangan lokal sebagai usaha untuk meningkatkan keamanan pangan; dan dalam upaya pengembangan budaya kerja karyawan yang baik; yaitu :
1. Menghindari pencemaran/kontaminasi silang. Untuk membatasi pertumbuhan dan perkembangan mikroba, maka harus dilakukan pengendalian penyebaran mikroba tersebut. Salah satu yang hal sederhana yang selalu perlu dilakukan adalah memisahkan makanan mentah dan makanan matang.
Hal sederhana ini sangat penting karena akan mencegah terjadinya pencemaran/kontaminasi silang;
yang terjadi karena kontak makanan yang sudah matang dengan makanan yang masih mentah. Kontak demikian akan membuka peluang terjadinya pencemaran/kontaminasi silang; yaitu perpindahan mikroba dari bahan pangan yang masih mentah ke bahan pangan yang sudah matang.

2. Menjaga Kebersihan dengan program sanitasi dan higiene. Termasuk yang terpenting adalah sanitasi peralatan. Jika peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pangan selalu dijaga kebersihannya, tidak pernah dibiarkan adanya sisa-sisa makanan yang tertinggal pada mesin dan peralatan, maka itu berarti bahwa mesin dan peralatan tidak menyediakan makanan bagi mikroba untuk
tumbuh. Dengan demikian, menjaga kebersihan mesin dan peralatan berarti mengurangi risiko tumbuhnya mikroba berbahaya. Yang kedua adalah Higiene Pegawai. Walaupun secara rutin telah dilakukan upaya-upaya pengendalian dengan baik, masih saja ada kemungkinan terjadinya keracunan yang disebabkan oleh produk makanan olahan. Hal ini sering disebabkan oleh mikroba patogen; yang pada umumnya ditularkan melalui pekerja setelah proses pengolahan. Karena itulah maka penting untuk mengevaluasi dan selalu menanamkan betapa pentingnya kebiasaan-kebiasan sanitasi yang baik bagi para karyawan industri.

Dalam hal ini perlu selalu dievaluasi sejauh mana industri melatih dan mengawasi pegawainya untuk selalu menerapkan CPMB, atau khususnya good personal hygiene practices dan prosedur keamanan pangan lainnya. Pelaksanaan good personal hygiene practices yang baik akan memperkecil risiko bahan pangan.

3. Mengendalikan kelembaban dan/atau kadar air. Jika produk pangan merupakan produk kering atau produk yang mempunyai aktivitas air (aw) rendah, maka bakteri tidak bisa tumbuh dengan mudah. Oleh karena itu, produk pangan kering mempunyai risiko yang lebih rendah daripada produk pangan basah.

4. Mengendalikan Keasaman atau pH. Bakteri tidak suka dengan kondisi asam.Karena itulah proses pengawetan makanan dapat dilakukan dengan menambahkan asam. Makanan berasam tinggi (mempunyai pH rendah) mempunyai risiko lebih kecil tercemar mikroba daripada makanan berasam rendah (pH tinggi).

5. Mengendalikan proses dengan baik. Salah satu parameter proses yang penting adalah waktu dan suhu. Industri yang baik harus memiliki alat kendali suhu dan waktu yang digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba (bakteri, kapang, dan jamur) pada makanan. Membiarkan bahan pangan terlalu lama pada daerah suhu yang berbahaya (danger zone); yaitu pada kisaran suhu 4 - 60°C, dapat mempercepat pertumbuhan mikroba patogen yang berbahaya. Karena itu, kendali suhu dan waktu perlu dilakukan dengan baik untuk keperluan tersebut.

6. Mengendalikan Pengujian Laboratorium. Selain secara rutin melakukan kegiatan-kegiatan pembersihan dan sanitasi untuk setiap mesin dan peralatan, industri perlu pula melakukan pengujian laboratorium, untuk memastikan bahwa sistim kendali yang dilakukannya telah mencapai sasaran yang diinginkan. Pengujian secara rutin yang disertai dengan evaluasi hasil yang baik, akan memberikan input pada manajemen risiko yang lebih baik.

Jadi kalau Produk Kita sudah memenuhi STANDAR NASIONAL INDONESIA maka Mengapa Mesti Taku Bersaing dengan PRODUK IMPORT YANG MASIH DIPERTANYAKAN KE SHOHEHAN NYA….
Wassalam

Nilai Luhur Kemanusiaan

Pada tatanan mikro, karakter diartikan sebagai
(i) kualitas dan kuantitas reaksi terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi tertentu; atau
(ii) watak, akhlak, ciri psikologis. Ciri-ciri psikologis yang dimiliki individu pada lingkup pribadi, secara evolutif akan berkembang menjadi ciri kelompok dan lebih luas lagi menjadi ciri sosial.

Ciri psikologis individu akan memberi warna dan corak identitas kelompok dan pada tatanan makro akan menjadi ciri psikologis atau karakter suatu bangsa. Pembentukan karakter suatu bangsa berproses secara dinamis sebagai suatu fenomena sosio-ekologis.

Sebagai identitas atau jati diri suatu bangsa, karakter merupakan nilai dasar
prilaku yang menjadi acuan tata nilai interaksi antar manusia

Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai
hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian , menghargai ,
kerjasama , kebebasan , kebahagiaan , kejujuran
, kerendahan hati , kasih sayang , tanggung jawab
, kesederhanaan , toleransi dan persatuan

Karakter Dasar yang harus dimiliki :
1. bagaimana hidup untuk meningkatkan kualitas diri?
2. bagaimana berjuang untuk negara dan bangsa?
3. bagaimana membangun kesejahteraan dunia?


Nilai-nilai luhur adalah pedoman hidup yang digunakan untuk mencapai derajat kemanusiaan yang lebih tinggi, hidup yang lebih bermanfaat, kedamaian dan kebahagiaan. Kemanusiaan yang dimaksud adalah perikemanusiaan yang meliputi solidaritas sesama manusia, menghormati hakekat dan martabat manusia, kesetaraan dan tolong menolong antar manusia, menghormati perbedaan dalam berbagai dimensi antar manusia, menciptakan kedamaian. Budi pekerti sebagai nilai luhur adalah pilihan perilaku yang dibangun berdasarkan atas nilai-nilai yang diyakini sehingga sering diposisikan sebagai nilai instrumental atau cara mencapai sesuatu atau sikap terhadap sesuatu.

Dengan budi pekerti, kita akan berbakti, mengabdi dengan sepenuh jiwa raga kepada
bangsa dan kita bukan bangsa pencaci ataupun penghujat.

Bangsa Indonesia yang bersifat multi etnis memiliki khasanah ajaran,
wewarah, tuntunan yang sangat kaya mengenai budi pekerti.

Demikianlah terurai kata untuk mengingat kembali tekad kita untuk
senantiasa… Bangunlah jiwanya, Bangunkah badannya, untuk Indonesia Raya.

Foto ini sangatlah cool!

Foto ini sangatlah cool!

Kamis, 10 November 2011

Ultimatum 10 November 1945

Ultimatum 10 November 1945
taken from wikipedia


Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut kemudian dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara. Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia.
Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka.


Bung Tomo di Surabaya, salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Foto terkenal ini bagi banyak orang yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia mewakili jiwa perjuangan revolusi utama Indonesia saat itu.[5]
Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
Setidaknya 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. [2]. Korban dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600 - 2000 tentara. [3] Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.

Senin, 07 November 2011

Catatan 07 Nopember 2011

Katika kita mula dekat dengan sesuatu hal yang kita sukai. Tetapi masa itu harus terhenti, karena sebuah masa yang transisi. Perubahan kondisi Lingkungan dan Perubahan Kondisi Sosial kadang membawa kita larut didalamnya untuk terus tergerus arus yang tidak jelas, dan tinggal menunggu waktu kapan kita akan tenggelam. Harusnya kita dapat memberikan warna yang terang dan jelas pada lingkungan ini, apa boleh buat, percepatan lingkungan berbading miris dengan percepatan kedewasaan masyarakatnya. Banyak Nilai Luhur Kemanusiaan yang mulai pudar dan akan sepertinya akan ditinggalkan. Semua harus bernilai materi, uang dan uang... Tidak ada yang gratis katanya.... Tapi disisi lain dan di lain waktu mereka menanyakan, mana gratisannya? Individualistis semakin jelas dan nyata. Mari kita mulai berintrospeksi diri, dengan apa yang terjadi pada diri sendiri dan Lingkungan kita... Selamat Bermuhasabah......