Cari Blog Ini

Sabtu, 19 November 2011

Hebohnya Pendukung Thailand

Liputan6.com, Palembang: Kawasan kompleks olahraga Jakabaring Sport City (JSC) Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, selama SEA Games XXVI berlangsung penuh dengan para suporter. Dan dominasinya tentu saja dari Indonesia. Tapi bukan berarti tak ada suporter lain.

Contohnya seperti yang dilakukan tiga warga Thailand di sebuah venue. Ketiga terus mendukung atlet-atlet mereka dengan kostum dan aksi-aksi lucu. Hal itu dilakoni Samarat Khunsawat, Parinya Weerawong, dan Sompong Katheew. Keduanya rela datang jauh-jauh dari negeri Gajah Putih menuju Palembang.

Tabuhan klongcheer, genderak sorak asal Thailand meramaikan suasana. Tak henti-henti mereka bergoyang dan bernyanyi untuk memberikan semangat. Tak hanya untuk Thailand, tapi juga untuk tuan rumah Indonesia.

Kecintaan mereka terhadap negara juga membuat mereka telah melanglang buana ke negara-negara yang menyelenggarakan event-event olahraga besar. Seperti salah satunya SEA Games di Indonesia ini.

Ulah Samarat dan kawan-kawan tak jarang membuat supporter Indonesia yang sedang harap-harap cemas menantikan kemenangan, ikut terhibur.(AIS)

Fenomena Daerah Transisi

Ketika kita mula dekat dengan sesuatu hal yang kita sukai. Tetapi masa itu harus terhenti, karena sebuah masa yang transisi.

Perubahan kondisi Lingkungan dan Perubahan Kondisi Sosial kadang membawa kita larut didalamnya untuk terus tergerus arus yang tidak jelas, dan tinggal menunggu waktu kapan kita akan tenggelam. Harusnya kita dapat memberikan warna yang terang dan jelas pada lingkungan ini, apa boleh buat, percepatan lingkungan berbading miris dengan percepatan kedewasaan masyarakatnya.

Banyak Nilai Luhur Kemanusiaan yang mulai pudar dan akan sepertinya akan ditinggalkan. Semua harus bernilai materi, uang dan uang... Tidak ada yang gratis katanya....

Tapi disisi lain dan di lain waktu mereka menanyakan, mana gratisannya?

Individualistis semakin jelas dan nyata. Mari kita mulai berintrospeksi diri, dengan apa yang terjadi pada diri sendiri dan Lingkungan kita... Selamat Bermuhasabah......

Jumat, 18 November 2011

Kekerasan di Masyarakat

faktor apakah yang mendorong timbulnya kekerasan di masyarakat?
Secara sederhana, kekerasan antara dua atau lebih pihak disebabkan oleh kepentingan bersama (common interets) dari pihak berkepentingan yang tidak terakomodasi.
Kekerasan (violence) tumbuh karena tingkat ekspektasi tidak sejalan dengan realitas yang dialami. Karena frustrasi dan deprivasi di masyarakat serta tidak ditemukan saluran formalnya, maka bentrokan terjadi. Kesenjangan ekonomi dan hak politik ikut mendorong massa yang telah mengklaim sebuah ideologi-agama atau politik-sebagai miliknya yang benar, lalu bertindak anarkis.

Para teoretisi faham kontemporer semisal Kaplan dan Lasswell menjustifikasi adanya korelasi antara harapan massa, tingkat kesadaran nilai, dan instabilitas politik sebagai dominat factors munculnya kekerasan. Kekerasan dapat mengambil bentuk struktural dan personal. Kekerasan struktural bersifat statis tidak kelihatan dan terkesan stabil. Sebaliknya, kekerasan personal bersifat dinamis, terjadi fluktuasi yang berakibat terjadinya perubahan. Kekerasan personal akan menjadi perhatian publik di masyarakat yang statis, sedangkan kekerasan struktural dianggap wajar. Paradoks dengan itu, dalam masyarakat dinamis, kekerasan struktural akan lebih mudah dipantau dan kekerasan personal dianggap membahayakan.

Setiap kali terjadi tindakan kekerasan, pihak yang selalu disalahkan adalah pelaku, dan tidak lazim pemerintah mengafirmasi, kekerasan itu sebagai tanggung jawab, atau bagian dari kelemahan sistem politik, ketidakberdayaan SDM dan ekonomi mayoritas masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam setiap kekerasan (termasuk saat kampanye) adalah menganalisis tingkat kemakmuran dan keterampilan masyarakat.

Rendahnya mutu kehidupan dan tingkat pendidikan berdampak pada persepsi mereka tentang kehidupan berpolitik, atau proses pembangunan demokrasi, apalagi dalam masa transisi sekarang.
Tali-temali antara kedewasaan berpolitik dan respons terhadap aktivitas kampanye menjadi destruktif, saat budaya KKN merajalela, tingkat pengangguran kian tinggi, pencalonan politisi busuk, penggunaan ijazah palsu oleh para caleg, dan kepercayaan kepada politisi mencapai titik nadir.

Faktor-faktor ini di negara berkembang sering dipandang sepele karena massa pendukung dapat "dibeli" dengan janji dan uang. Karena politisi membutuhkan pendukung dan massa tidak memiliki pilihan (hidup), maka mode of bargaining serupa gampang diperjualbelikan. Praktik money politic mengindikasikan lemahnya sistem politik yang berlalu, rendahnya pemahaman berpolitik juga bukti kelemahan negara, akibatnya massa mudah terpicu melakukan tindak anarkis meski oleh isu lokal sekalipun.

Inilah yang terjadi di negara kita sekarang, dan pertanyaan besarnya adalah : " apakah kita termasuk kedalam salahsatu diantaranya?"

mari kita merenung dengan apa yang telah kita lakukan????

Selasa, 15 November 2011

Fenomena Suporter Bayaran di Arena SEA Games

dari Okezone.com ( sea games )
PALEMBANG - Pertandingan di tiap venue dalam Kompleks Jakabaring Sport City selalu diramaikan suporter tiap negara peserta. Ironi nya, suporter tersebut asli Indonesia yang berasal dari siswa beberapa sekolah di Palembang yang dikoordinir untuk mendukung negara peserta SEA Games.

Kehadiran suporter lokal tampil kompak memakai kaos putih dengan gambar bendera negara yang didukungnya. Pengamatan okezone di lapangan, para pelajar ini seperti ada yang mengarahkan dan dikoordinir guru mereka masing-masing.

Salah satu pelajar yang ditemui mengaku mereka datang dan mendukung negara lain karena disuruh guru pembimbing mereka di sekolah. "Kami disuruh pak guru memakai kaos Malaysia dan mendukung saat mereka bertanding," ujar salah satu siswi SMP di Palembang kepada okezone.

Rata-rata pelajar ini tidak bisa menolak perintah guru mereka untuk ikut menyemarakan SEA Games walau harus mendukung negara lain. "Takut dimarahi kalau menolak ikut kak, kami ikut salah satu kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, angggotanya disuruh ikut semua," jelasnya.

Mereka mengaku dibayar Rp20 ribu per hari dan diberi kaos serta disediakan fasilitas transportasi dan konsumsi selama mengikuti kegiatan ini.

Kehadiran suporter lokal mendukung tim lawan mulai menuai keluhan dari atlet dan penonton Indonesia yang sedang bertanding. Pada saat pertandingan senam di GOR Ranau, saat tim senam putri Indonesia bertanding, nyaris tidak ada terdengar suara dan tepuk tangan yang mendukung.

Para pendukung Myanmar yang kebanyakan pelajar dan mengaku berasal dari salah satu SMA Negeri di Palembang tersebut berteriak dengan kompak mendukung lawan tim senam Myanmar saat sang koordinator memberi perintah.

Pada partai penyisihan Sepak Takraw, hal serupa juga terjadi, dukungan itu memicu keluhan Syamsul hadi kapten tim sepak takraw putra Indonesia. Syamsul merasa seperti bermain di negeri orang. Para suporter itu memberi dukungan dengan sangat bersemangat kepada tim lawan Indonesia.

“Kami sangat menyayangkan kenapa mereka mau menggadaikan harga diri bangsa hanya karena diberi baju dan atribut negara lain," ujar Syamsul.

Tanzil Zulkarnain, salah satu penonton yang melihat ulah tersebut hanya bisa menggelengkan kepala dan merasa heran. "Kalau yang bertanding Thailand lawan Laos, silahkan mereka dukung yang mana saja, tapi kalau Indonesia yang sedang bertanding, harus dukung Indonesia jangan negara lain," cetusnya.
(fit)

Senin, 14 November 2011

Fenomena Sea Games 26

SEA Games merupakan pesta olahraga akbar yang diselenggarakan di Negara-negara di Asia Tenggara yang diadakan setiap dua tahun sekali. Negara-negara di Asia Tenggara bersaing untuk memperebutkan medali emas di setiap cabang olahraga yang digelutinya. Kebanggaan saat ini yang kita rasakan bersama bahwa SEA Games XXVI pada tahun 2011 ini diselenggarakan di Indonesia, yang meliputi Jakarta dan Palembang. Ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan untuk Indonesia karena tahun ini bisa menjadi tuan rumah dari setiap pertandingan yang diadakan. Kebanggaan yang kita rasakan disini yaitu fasilitas sarana olahraga yang kita miliki dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Negara-negara tetangga walaupun persiapan nya sedikit kurang.




Negara yang ikut serta dalam SEA Games XXVI ini terdiri dari 11 Negara yaitu Negara Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, kamboja, Myanmar, Laos dan Timor Leste. Pesta pembukaan yang megah dan meriah telah di lakukan di kota Palembang dengan konsep-konsep yang sangat memukau. Negara-negara yang ikut serta ini semuanya memiliki kualitas yang baik dan memiliki kans untuk memperebutkan medali emas.Saya selaku penulis mengucapkan selamat bertanding untuk para atlet yang akan bertanding di SEA Games tahun 2011 ini, tetap junjung tinggi sportifitas.